Jumat, 20 Januari 2017

MANAJEMEN TREASURY PERBANKAN SYARIAH



MANAJEMEN TREASURY PERBANKAN SYARIAH

oleh
VIVI SASNITA SAHIR
01 133 116

DOSEN PENGAJAR
SITTI NIKMAH MARZUKI,S.EI.,M.E
Vivi_sasnita@yahoo.com
 
EKONOMI SYARIAH KELOMPOK 4 SEMESTER 7

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI ( STAIN ) WATAMPONE
 
 
Abstrak
Manajemen Treasury perbankan Syariah adalah kegiatan untuk mencari dana besar yang sangat perpotensi di pasar internasional dan lembaga pemerintahan di Indonesia serta pengelolaan likuiditas bank, nisbah bagi hasil, margin dan valuta asing untuk memastikan dana bank yang berbasis syariah agar berada dalam jumlah, tempat, mata uang dan jangka waktu yang tepat sehingga dapat memaksimalkan pendapatan bank, meminimalkan biaya serta menata pada tingkat risiko yang aman sehingga akan mampu meningkatkan pendapatan bank. Manajemen treasury bisa dikatakan kegiatan pengelolaan untuk mejaga kondisi likuiditas suatu perusahaan atau perbankan.
Kata kunci : manajemen, treasury, perbankan syariah
PENDAHULUAN
Manajemen Treasury merupakan salah satu aktivitas pengelolaan finansial di perbankan maupun, perusahaan, yang berkaitan dengan 3 (tiga) aktivitas utama yaitu manajemen kas, investasi kas, dan transaksi pembayaran. Ketiga aktivitas treasury tersebut memiliki tujuan dan sasaran yang berbeda-beda. Namun, pada umumnya, para praktisi non treasury lebih mengenal aktivitas ini khusus terkait dengan optimalisasi penggunaan dana kas perusahaan dalam bentuk instrument investasi jangka pendek, seperti saham, deposito, dan surat berharga lainnya.
Aktivitas treasury membutuhkan ketelitian, kepekaan, dan akurasi perhitungan. Seorang treasurer tidak boleh hanya mengejar keuntungan semata, namun harus pula memperhatikan aspek-aspek penilaian risiko finansialnya dan prinsip kehati-hatian. Di sisi lain, unit atau divisi kerja di luar treasury, dapat bekerja sama dengan treasury dalam hal melakukan efisiensi penggunaan keuangan perusahaan agar posisi kas stabil dan dapat digunakan untuk meningkatkan profitabilitas dan ketahanan keuangan (financial resistanc).[1]
Tugas Treasury baik diperusahaan perbankan ataupun di perusahaan corporate tidaklah banyak perbedaan walaupun Treasury perbankan sering diartikan memiliki kemampuan memperoleh spread margin melalui transaksi beresiko sementara treasury pada corporate relatif bertindak untuk memenuhi kebutuhan pendanaan dan selalu menghindari resiko.
Tugas Treasury Management khususnya dalam dunia perbankkan selalu dilengkapi dengan kelompok Dealer sebagai ujung tombaknya dalam suatu ruangan yang biasa disebut Dealing Room, ruang mana dilengkapi dengan segala instrument yang diperlukan untuk memperoleh informasi keuangan seperti monitor secreen Reuter atau Telerate dari seluruh penjuru dunia.
Dengan memperoleh informasi yang cepat Treasury dengan cepat melakukan antisipasinya untuk melakukan pemagaran risiko yang mungkin terjadi melalui berbagai macam teknik hedging yang dimilikinya. Selain itu tugas Treasury juga menjaga agar biaya dana yang terhimpun berada pada titik terendah sementara harga jual dana mampu memperoleh harga tertinggi sehingga spread margin akan dicapai pada titik maksimal.[2]
PENGERTIAN MANAJEMEN TREASURY
Dalam dunia perbankan manajemen treasury diartikan sebagai kegiatan untuk mencari dana besar yang sangat perpotensi di pasar internasional dan lembaga pemerintahan di Indonesia serta pengelolaan likuiditas bank, nisbah bagi hasil, margin dan valuta asing untuk memastikan dana bank yang berbasis syariah agar berada dalam jumlah, tempat, mata uang dan jangka waktu yang tepat sehingga dapat memaksimalkan pendapatan bank, meminimalkan biaya serta menata pada tingkat risiko yang aman sehingga akan mampu meningkatkan pendapatan bank.[3]
 KEGIATAN MANAJEMEN TREASURY
Adapun kegiatan yang dilakukan pihak manajemen treasury yaitu :
1. Aktivitas Treasury perbankan Syariah
a. Asets & Liabilities Management (ALMA).
        Treasury perbankan Syariah adalah bagian pengelolaan dari Asets & Liabilities Committee dan merupakan kepanjangan tangan dari manajemen bank dalam mengimplementasikan kebijakan-kebijakan pengelolaan Asets & Liabilities bank, khususnya yang berbasis syariah. Dalam pengelolaan risiko treasury sebagaimana tersebut diatas salah satu cara yang dilakukan adalah dengan pengelolaan aset dan liability (ALMA). Treasury bank terlebih dahulu harus melakukan pengelolaan aset dan liability manajemen (ALMA).Tujuan utama pengelolaan ALMA ini adalah bagaimana bank (treasury) dapat mengelola risiko dalam neraca bank dan memastikan bahwa risiko terutama risiko bunga pada bisnis bank tidak akan menggangu produktifitas pendapatan bank sepanjang periode.
 Menurut Raflus Rax (Alco:1996:14&24) mengartikan bahwa Asset & Liability Management atau Ilmu Penataan Asset dan Liabilities merupakan ilmu  tentang fungsi-fungsi kritis dengan tujuan tercapainya struktur neraca dengan tingkat profitabilitas yang optimal sementara risiko selalu dapat ditata. (“ALMA is a critical Bank function to optimize the balance sheet structure for maximum profitability while managing risk” ). Disamping itu Asset Liability Management dapat diartikan sebagai suatu proses perencanaan dan pengawasan operasi perbankan yang terkoordinasi dan secara konsekuen dijalankan dengan selalu memperhatikan perkembangan factor-faktor yang mempengaruhi operasi perbankan, baik itu berasal dari luar ataupun factor struktrural yang berasal dari dalam.
b. Hedging & Servicing The Bank.
          Treasury Syariah dapat mencari sumber dana murah atau dana besar dan memaksimalkan pendapatan bank atas dana berbasis syariah yang tersedia dengan tetap memperhatikan tingkat risiko yang memadai dan tidak bertentangan dengan prinsip kehati-hatian. Treasury Syariah bekerja sama dengan cabang, departemen, atau divisi lainnya dalam hal transaksi yang berhubungan dengan produk Treasury Syariah seperti misalnya Pasar Uang Antar-Bank Syariah (PUAS), mudharabah interbank time deposit, valuta asing, produk sekuritas (reksadana syariah, obligasi syariah), dan lain-lain.[4]
2. Corporate Service.
         Treasury Syariah berkewajiban dalam Corporate Service yaitu memenuhi kebutuhan nasabah. Untuk memenuhi kebutuhan nasabah perlu diciptakan beragam produk yang semakin maju di pasar dan tingkat kompetisi yang semakin tinggi di antara bank-bank syariah, dengan demikian keberadaan nasabah semakin diperlukan. Treasury Syariah bertugas dan bertanggung jawab dalam menangani hal tersebut.
3. Profitability.
         Treasury Syariah dalam kapasitasnya sebagai pencari dana besar dan pengelola dana yang independen, dapat berinisiatif untuk memanfaatkan asset dan sumber dana yang ada untuk bertransaksi di pasar keuangan syariah guna memperoleh tambahan keuntungan sekaligus mengantisipasi risiko likuiditas, dan lainnya dalam eksposur aset dan sumber dana tersebut.[5]
PERAN TREASURY
Bagian treasury menempati peran sentral dalam tata kelola keuangan perusahaan terutama untuk uang berskala besar. Treasury bertanggung jawab untuk menjaga likuiditas perbankan, yaitu: memastikan bahwa bank  memiliki cukup kas untuk memenuhi kebutuhan operasional bank  sewaktu-waktu. Kedengarannya mudah, bukan? Pada kenyataannya tidak. Untuk benar-benar memenuhi tujuan tersebut, departemen Treasury perlu melakukan peran berikut ini :
1. Membuat Peramalan Kas (Cash Forecasting)
Peramalan kas (cash forecasting) adalah awal dari semua peran lainnya yang dijalankan oleh bagian Treasury. Tidak seperti staf Akunting yang menangani kegiatan penerimaan dan pembayaran kas setiap hari, staf Treasury yang (biasa disebut ‘treasurer’) bertugas untuk mengambil data yang telah dimasukan oleh staff Akunting ke dalam sistem (dalam organisasi termasuk anak perusahaan jika ada), untuk kemudian mengkompilasikannya untuk menghasilkan perkiraan kas (cash forecast), jangka pendek dan jangka panjang. Perkiraan dan semua komponen yang terdapat pada peramalan kas diperlukan untuk:
  • Menentukan apakah bank membutuhkan lebih banyak uang tunai. Jika itu terjadi, maka mereka bisa membuat rencana pendanaan (financing) baik melalui penggunaan hutang atau ekuitas.
  • Membuat rencana investasi, jika hasil ramalan surplus dimana ada kelebihan kas (excess) yang akan timbul.
  • Membuat rencana operasi yang dapat melindung nilai tukar mata uang bank dengan mata uang asing.[6]
2. Melakukan Tatakelola Modal Kerja (Working Capital Management)
Penggunaan utama dari kas bank adalah untuk memenuhi kebutuhan modal kerja. Modal kerja merupakan komponen kunci dari peramalan kas. Tata kelola di wilayah ini antara lain melibatkan perubahan tingkat aktiva lancar dan kewajiban lancar sebagai respon atas capaian penjualan perusahaan. Lain daripada itu Treasurer juga mesti mampu memberikan masukan bagi manajemen tentang dampak perubahan kebijakan yang diusulkan pada tingkat modal kerja. Oleh sebab itu, seorang Treasurer harus mengetahuai bagaimana modal kerja digunakan, apa pengaruh dan kaitannya dengan elemen-elemen keuangan lainnya.
3. Melakukan Tatakelola Kas (Cash Management)
Dengan menggabungkan informasi dalam perkiraan kas dan kegiatan modal kerja manajemen, staf Treasury harus mampu menjamin ketersediaan dana yang cukup bagi kebutuhan operasional perusahaan.
4. Tatakelola Investasi (Investment Management)
Ketika peramalan kas menunjukkan adanya kelebihan dana, maka staf treasury bertanggung jawab untuk menginvestasikannya dengan tepat dan benar. Tiga tujuan utama dari peran ini adalah: (a) tingkat pengembalian investasi yang maksimal (b) Kecocokan antara tanggal jatuh tempo investasi dengan proyeksi kebutuhan kas perusahaan, dan yang paling penting adalah (c) tidak menginvetasikan dana pada risiko tinggi.
5. Melakukan Tatakelola Risiko (Risk Management)
Para staf  treasury juga bertanggung jawab untuk menciptakan strategi manajemen risiko dan menerapkan taktik hedging untuk melindung perusahaan dari segalam macam risiko keuanganterutama sekali dalam rangka mengatisipasi keadaan dimana: (a) suku-bunga pasar membumbung tinggi melebihi suku bunga obligasi perusahaan terhadap institusi lain; (b) posisi selisih kurs perusahaan juga bisa beresiko jika kurs tiba-tiba memburuk.
6. Menjaga Hubungan Baik Dengan Bank (Bank Relation)
Hubungan jangka panjang perusahaan dengan pihak banka bisa menjadi sangat bermanfaat pada saat suatu saat kelak perusahaan mengalami kesulitan keuangan. Untuk itu Treasurer hendaknya sering bertemu dengan perwakilan dari setiap bank yang digunakan oleh perusahaan untuk: membahas kondisi keuangan perusahaan, struktur biaya bank, setiap hutang yang diberikan oleh bank kepada perusahaan (Jika ada), dan transaksi valuta asing, hedging, kawat transfer, cash pooling, dan lain sebagainya.
7. Penggalangan Dana (Fund Raising)
Mempertahankan hubungan baik dengan komunitas investasi untuk tujuan penggalangan dana (biasa disebut fund rising), sangatlah penting. Mulai dari para broker dan bankir investasi yang menjual utang perusahaan dan mengelola penawaran ekuitas, sampai dengan para investor, dana pensiun, dan sumber-sumber kas lainnya yang suatu saat tertentu mungkin dapat membeli utang atau ekuitas perusahaan. Selain peran-peran utama di atas, pada dasarnya staf Treasury seharusnya juga memonitor kondisi pasar terus-menerus, karena hal itu diperlukaan pada saat tim manajemen perusahaan meminta informasi tentang suku bunga, kemampuan perusahaan untuk membayar utang baru, dan keberadaan utang pada saat tertentu. Jika perusahaan berencana untuk melakukan merger atau akuisisi, maka staf treasury harus mampu mengintegrasikan sistem treasury perusahaan yang akan diambil alih dengan perusahaan induk. Peran lainnnya termasuk menjaga dan mengelola berbagai asuransi atas nama perusahaan.[7]

RISIKO TREASURY
Risiko Treasury merupakan suatu risiko kerugian pada aktivitas treasury bank, dan oleh karenanya bergantung pada fungsi manajemen risiko dari treasury itu sendiri. Tugas treasury bank adalah bagaimana treasury bank tersebut dapat mengelola risiko suku bunga di banking book, mengelola risiko likuiditas dan pengelolaan capital management.
Adapun risiko yang akan dihadapi dalam aktivitas Treasury adalah sebagai berikut :
  • Risiko suku bunga yaitu yang muncul dari adanya perubahan dalam tingkat bunga yang berlaku dipasar. Risiko tingkat bungan ini merupakan risiko utama yang tidak dapat dihindarkan, sebab tingkat bunga ini mempunyai pengaruh yang sama terhadap seluruh surat berharga yang ada.
  • Risiko pasar yaitu risiko yang muncul yang diakibatkan adanya kondisi perekonomian negera yang berubah-rubah dipengaruhi oleh resesi dan kondisi perekonomian lain.
  • Risiko inflasi yaitu risiko yang muncul akibat kenaikan harga-harga secara umum
  • Risiko Operasional yaitu risiko  yang muncul yang diakibatkan Dapat terjadi karena adanya kesalahan, penyelewengan atau ketidak patuhan terhadap ketentuan yang berlaku.
  • Risiko kredit yaitu risiko yang muncul yang diakibatkan Dapat terjadi karena pihak lawan (Counterparty) gagal memenuhi kewajibannya kepada bank sehingga mempengaruhi rentabilitas bank.
  • Risiko likuiditas yaitu risiko yang muncul yang diakibatkan Dapat terjadi karena adanya mismatch atau shortage funding sehingga bank tidak dapat memenuhi kewajiban pembayaran likuiditas pada waktu yang ditetapkan.
  • Risiko nilai tukar mata uang yaitu risiko yang timbul karena adanya fluktuasi atau perubahan nilai tukar mata uang suatu negara dengan negara lain.
  • Risiko negara (country risk) yaitu risiko yang timbul karena adanya kebijakan-kebijakan yang timbul dari pemerintah baik dari segi politik maupun ekonomi serta adanya perubahan-perubahan dalam deregulasi yang berlaku selama ini.[8]

UNIT KERJA TREASURY PERBANKAN

Aset bagi bank adalah kekayaan bank yang harus dikelola dengan sebaik-baiknya. Bila dikaitkan dengan perbankan, maka pengelolaan aset sebuah bank dilakukan oleh unit kerja khusus yang dikenal luas dengan unit kerja treasury, yang akan melakukan pengelolaan aset bank dalam bentuk penanaman dana dengan memperhitungkan sumber dana (liability/kewajiban).  Artikel ini akan menerangkan mengenai arti penting pengelolaan aset bank lengkap dengan konsep dasarnya hingga menggambarkan fungsi dan peranan bidang treasury pada suatu bank, unit kerja treasury serta fungsi pengelolaan aset.
Treasury berasal dari kata "trasure" atau harta/kekayaan/aset. Sedangkan, treasury management berarti pengelolaan aset. Bila dikaitkan dengan dengan perbankan, maka treasury dalam aktifitas bank adalah tempat pengelolaan aset bank dalam bentuk penanaman dana dengan memperhitungkan sumber dana (liabilitas/kewajiban).
Penempatan Dana(Aktiva/Aset)
Sumber Dana(Passiva/Liabilitas)
- Kas (uang tunai)- Giro pada bank Indonesia- Giro pada bank lain- Sertifikat bank Indonesia (SBI)
- Penempatan pada bank lain
- Surat berharga (Obligasi)
- Kredit yang diberikan)
- Aktiva tetap
- Aktiva lain lain
- Simpanan Pihak ketiga(giro, tabungan , deposito)- Pinjaman dari bank lain- Surat berharga yang diterbitkan
- Modal


Aset bagi sebuah bank adalah kekayaan berupa penempatan dana dalam bentuk kas/uang tunai, giro pada bank Indonesia, giro pada bank lain, pembelian sertifikat bank Indonesia (SBI), Surat Perbendaharaan Negara (SPN), Surat Berharga (Obligasi Pemerintah, swasta), kredit, aktiva tetap (tanah, gedung, furniture, mobil dan lain sebagainya), serta aktiva lainnya. Aset tersebut dimiliki dengan sumber dana dari modal dan hutang atau libilitas/kewajiban. Kewajiban/liability tersebut dapat bersumber dari simpanan dana pihak ketiga (giro, tabungan, deposito), pinjaman dari bank lain, surat berharga atau obligasi yang diterbitkan oleh bank serta pinjaman dari pemegang saham dan lembaga lainnya. Penempatan dana dan sumber dana sebuah bank dapat dilihat pada gambar diatas.
Kata likuiditas berasal dari kata "likuid" artinya cair sehingga likuidas berarti tingkat kecairan. Dalam terminologi bank, khususnya dalam hal treasury adalah tingkat kecairan/kemudahan dari aset yang dimiliki bank (kas, SBI, surat berharga, kredit, aset lainnya) dan/atau kemampuan menghimpun dana untuk memenuhi kebutuhan bisnis dan kewajiban kepada pihak ketiga yang jatuh tempo.
Tingkat kemudahan untuk mencairkan atau menjual atau menguangkan aset tergantung dari jenis aset nya. Tingkat likuiditas dari sisi aset bank yang paling likuid adalah uang tunai diikuti oleh surat berharga seperti SBI dan Surat Perbendaharaan Negara (SPN), obligasi negara dan perusahaan swasta yang umumnya dapat dijual walaupun jatuh tempo. Penempatan dana kepada bank lain umumnya berjangka waktu pendek (dibawah 1 tahun) sehingga lebih mudah pengembaliannya dibandingkan dengan aset bank dalam bentuk kredit yang diberikan. Kredit yang diberikan oleh bank umumnyaberjangka waktu lebih panjang dan tidak mudah untuk dijual atau dialihkan kepada pihak lain. Aktiva tetap dan tagihan lainya adalah aset bank yang tidak mudah untuk dijual atau dijadikan uang. Tingkat likuiditas dari sisi liabilitas/kewajiban bank adalah kemampuan bank untuk memperoleh dana adalah berupa meningkatkan simpanan dana pihak ketiga (giro, tabungan, deposito), pinjaman dari bank lain, menerbitkan surat berharga (obligasi) atau pinjaman dari lembaga pihak ketiga lainnya atau menambah modal bank.[9]
PENUTUP
Untuk memahami konsep “Management Ttreasury” adalah dengan mengenali salah satu laporan keuangan yang bernama neraca. Pada satu sisi, neraca akan memberikan gambaran tentang seluruh sumber dana suatu perusahaan yang tampak pada sisi Pasiva (Liabilities & Equity). Sedangkan pada sisi lainnya, neraca akan memperlihatkan bagaimana seluruh dana tersebut dipergunakan atau dialokasikan seperti tampak pada sisi Aktiva (Assets). Salah satu pendekatan dalam kegiatan pengelolaan dana yang telah disebutkan di atas adalah bagaimana mengatur agar perusahaan dapat memiliki sumber dana yang cukup untuk memenuhi penggunaan dana yang telah direncanakan. Pendekatan lainnya adalah sebaliknya, yaitu bagaimana dana yang sudah diperoleh perusahaan dapat diatur penggunaannya sedemikian rupa sehingga dapat memberikan manfaat seoptimal mungkin yaitu salah satunya dengan aktifitas treasury Tidak dapat dipungkiri, bahwa hampir 2/3 (dua per tiga) neraca bank dikelola oleh unit kerja Treasury baik yang berada pada primary reserve, secondary reserve, dana pihak pertama, dana pihak kedua dan dana pihak ketiga.[10]


[1] Simorangkir, pengantar lembaga keuangan bank & non bank :graha indonesia :januari 2000; hal.52
[2] Kasmir, manajemen perbankan, penerbit PT.raja grafindo persada; jakarta 2000, hal.121
[3] Lukman dendarijaya, manajemen perbankan, Graha indonesia 2001, hal. 97
[4] Gandung troy, pengelolaan risiko likuiditas pada bank; badan sertifikasi manajemen risiko;  jakarta pusat; 2005, hal. 46
[5] Gandung troy, GM badan sertifikasi manajemen risiko, jakarta pusat , klinik perbankan, karakteristik risiko treasury
[6] Analisis laporan keuangan , jakarta: PT raja grafindo persada
[7] Kartika,analisis faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja bank di indonesia,jurnal studi manajemen organisasi, juli 2006. Vol.3. no.2
[8] Kuncoro, manajemen teori perbankan dan aplikasi;yogyakarta; fakultas ekonomi UGM 2002, hal.66
[9] Loen boy, manajemen aktiva dan passiva bank; jakarta; Ptgrasindo 2008; hal.101
[10] Kasmir,dasar-dasar perbankan; jakarta; PT grafindo persada; hal.12


Tidak ada komentar:

Posting Komentar